Surabaya Jadi Tuan Rumah Kopdar Humas Nasional, Fokuskan Pengembangan Humas Lewat Kolaborasi Dan Konsistensi

Peran Kehumasan dalam instansi pemerintah menjadi tak terhindarkan lagi di dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan. Bahkan telah menjadi kewajiban bagi satuan kerja pemerintah untuk membuka unit kehumasan dan informasi.

 

Begitu juga dengan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM RI. Sebagai satu-satunya instansi yang menyelenggarakan pelayanan untuk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing, Imigrasi Indonesia perlu untuk menguatkan peran kehumasan dalam penyelenggaran kegiatan keimigrasian.

 

Untuk itu Humas Direktorat Jenderal Imigrasi menggelar kegiatan Kopi Darat Nasional Kehumasan 2024. Istilah kopi darat sendiri prokem pada dekade 80an yang memiliki arti ‘bertemu’ atau ‘ketemuan’. Hal istimewanya adalah, Humas Direktorat Jenderal Imigrasi menunjuk kota Surabaya sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan kali ini.

 

“Jadi Kopdar Humas itu adalah ajang berkumpul dari Insan Humas Imigrasi se-Indonesia. Yang dulunya kita adakan di Jakarta dan Bali, kini kita coba eksplor di Surabaya,” ujar Subkoordinator Humas Ditjen Imigrasi Ahmad Nursaleh.

 

Alasannya, lokasi Surabaya yang strategis yang hampir persis di tengah Indonesia, sehingga mudah dijangkau oleh kota-kota di Indonesia Barat maupun Timur. Alasan lainnya adalah Surabaya sebagai sebagai kota terbesar kedua di Indonesia dan memiliki lokasi-lokasi yang representatif untuk menggelar kegiatan.

 

“Tapi yang paling penting adalah kita ingin membuat UPT Imigrasi di Jawa Timur sebagai percontohan. Khususnya Kanim Surabaya yang sangat progresif dan pesat perkembangannya,” ujar Ahmad.

 

Sebagai informasi Humas Direktorat Jenderal Imigrasi memiliki dua agenda dalam satu tahun. Di awal tahunm kegiatan akan dibuka dengan Kopdar Humas sebagai ajang pertemuan nasional bagi insan Humas dari seluruh Indonesia. Dalam agenda ini, yang menjadi agenda adalah penyatuan persepsi bagi insan Humas di UPT dalam rangka menyusun rencana kerja tahunan.

 

Sedangkan di akhir tahun, Humas Ditjen Imigrasi menggelar kegiatan Anugerah Humas Imigrasi Indonesia. Kegiatan ini sebagai bentuk apresiasi bagi penyelenggaraan kegiatan humas pemerintah di UPT-UPT Imigrasi se-Indonesia. Dalam kegiatan ini diberikan pula sejumlah penghargaan bagi para insan Humas yang berprestasi.

 

Disinggung lebih lanjut tentang kegiatan Kopdar Humas Imigrasi, Ahmad Nursaleh menjelaskan bahwa kegiatan ini sekaligus menjadi ajang pencarian bakat potensial dari daerah untuk dapat berkolaborasi dalam memajukan Humas Imigrasi.

 

“Jadi banyak UPT-UPT yang memang di Jawa Timur ini sangat progresif dan perkembangannya sangat pesat. Termasuk salah satu di antaranya tentunya Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya. Jadi supaya kanim-kanim ini ya sekalian kopdar, sekalian survei, sekalian ngecek, ngelihat kehumasan di UPT ini,” lanjutnya.

 

Dengan mengusung tema “Great Leader, Great Influencers”, Kopdar Humas 2024 ini akan digelar di sebuah hotel di Surabaya selama dua hari. Tak main-main, kegiatan ini melibatkan 350 insan Humas Imigrasi termasuk para Kepala Kantor se-Indonesia. Pentingnya kehadiran para pimpinan tersebut bukan tanpa alasan. Humas Imigrasi ingin memberikan pemahaman pengelolaan kehumasan langsung kepada pimpinan sehingga kebijakan bisa sejalan.

 

“Beliau-beliau ini bisa memberikan contoh. Contoh bagaimana menjadi insan humas yang baik, bagaimana mengelola kantor yang baik. Saya sering menyampaikan, salah satu indikator kantor sehat, ya humasnya sehat, humasnya baik,” jelasnya.

 

Dorong Humas di UPT Imigrasi untuk kreatif dan jemput bola

 

Di era kehumasan 4.0 ini, Humas Imigrasi di tingkat UPT dituntut untuk tanggap dan proaktif untuk menangkap tren informasi yang terjadi. Bila perlu dapat menggunakan beberapa bentuk kerjasama, seperti kolaborasi. Kolaborasi menjadi hal yang penting dalam mewujudkan kerjasama untuk mencapai tujuan.

 

Kolaborasipun juga dapat dilakukan dengan semua pihak, tidak hanya dengan lintas instansi pemerintah, namun juga pihak-pihak kreatif dari sektor swasta dan masyarakat juga dapat dijajaki.

 

“Banyak yang belum paham bahkan tentang persyaratan paspor. Nah, hal-hal seperti itu harus dikolaborasikan bukan hanya antarimigrasi tapi juga melalui Stakeholder lain. Apakah Key Opinion Leader (KOL) atau akun-akun lokal lain atau akun-akun pemerintahan seperti itu. Jadi tema besarnya kolaborasi dan itu yang harus diketahui oleh para pimpinan. Supaya mereka jangan puas diri. Jangan hanya personal branding. Tapi harus mem-branding-kan institusi itu secara luas,” ujarnya.

 

Lebih lanjut, pria alumni Akademi Imigrasi Angkatan V itu mengatakan bahwa untuk menciptakan budaya kehumasan yang tanggap terhadap tren juga diperlukan tim yang solid. Tim tersebut difungsikan untuk memantau semua update baik di media sosial maupum pemberitaan. Sehingga dapat memberikan informasi untuk digunakan sebagai bahan membuat konten kehumasan.

 

“Jadi semua itu saling terkoneksi. Ketika terkoneksi, kita bisa membuat rencana yang lebih matang, tentunya. Dalam hal-hal, baik itu kebijakan ataupun pada saat krisis. Karena beberapa kali kan kita sempet krisis. Dan itu yang harus kita antisipasi juga. Strategi-strategi itulah yang sangat penting. Makanya kita juga ada tim strategi komunikasi, mereka nanti yang akan mengusung strategi seperti ini,” jelasnya.

 

Semangat untuk menularkan ilmu kehumasan ini yang juga ingin dibawa dalam giat Kopdar Humas mendatang. Kepada para insan humas Imigrasi di daerah, Ahmad Nursaleh berpesan agar setiap kantor imigrasi konsisten dalam memproduksi produk-produk informasi keimigrasian. “Saya yakin teman-teman humas di daerah sangat kreatif, yang diperlukan adalah niat dan konsistensi. Ketika niatnya sudah ada, nggak konsisten. Ketika konsistensi sudah ada, niatnya kurang. Jadi, itulah pentingnya membuat perencanaan dan tim yang baik. Nah, dua ini harus ada untuk menghasilkan karya yang baik,” tutupnya.(*)