Melangkah Bersama: Membangun Keamanan dan Keteraturan di Bandara Juanda

Suasana serius penuh kerja sama menyelimuti Tujuwan Lounge Terminal 2 Bandara Internasional Juanda pada 15 Februari 2024. Rapat strategis antara Kepala Bidang Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) dan Satuan Tugas Pengamanan (Satgas PAM) digelar untuk membahas langkah-langkah mengamankan pintu gerbang bangsa. Dibuka oleh Yudhistira Yudha Permana, Kabid TPI, rapat ini menjadi panggung diskusi penting tentang situasi keamanan terkini dan peningkatan efisiensi di TPI Juanda.

Pasca pandemi Covid-19, Bandara Juanda mencatat lonjakan jumlah perlintasan WNI maupun WNA yang masuk dan keluar dari Indonesia. Meskipun angka tersebut kembali normal, Yudhistira menekankan, Imigrasi tetap menjalankan kebijakan selective policy dengan ketat, dengan hanya memperbolehkan orang-orang yang memberikan manfaat bagi negara untuk masuk ke Indonesia.

Salah satu isu penting yang dibahas adalah mekanisme penjemputan protokoler. Untuk menghindari praktik pungli yang merugikan, Yudhistira menekankan pentingnya kerja sama antara Imigrasi, Satgas PAM, dan petugas protokoler untuk membentuk kesepakatan yang jelas dan transparan. Hal ini termasuk izin secara tertulis, batasan, dan kewenangan dalam proses penjemputan tamu melalui protokoler. “Mekanisme ini perlu diperjelas dan disosialisasikan guna mengurangi konflik antar stakeholder mengingat kegiatan protokoler melibatkan banyak stakeholder terkait,” tuturnya.

Sejak tanggal 9 Januari 2024, area imigrasi di konter keberangkatan TPI Juanda telah mengalami perubahan layout. Untuk mencegah miskomunikasi dan meningkatkan efisiensi, Yudhistira juga menjelaskan satu persatu alur keberangkatan dan kepulangan penumpang, serta menjelaskan titik-titik potensi rawan penumpukan penumpang, sehingga diperlukan strategi untuk menghindari penumpukan penumpang dalam proses pemeriksaan imigrasi.

Situasi keamanan juga tidak luput menjadi pembahasan dalam rapat ini. “Situasi pada Area Imigrasi di TPI Juanda saat masih terpantau aman dan kondusif pasca-pemilu. Meski demikian, kewaspadaan perlu ditingkatkan mengingat saat situasi masih belum sepenuhnya stabil karena belum adanya pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait pemenang pemilu tahun 2024. Perlu adanya pemeriksaan keimigrasian yang lebih jeli dan teliti terutama bagi orang-orang yang diduga dapat memecah belah persatuan bangsa,” kata Yudhistira”.

Lebih lanjut, Yudhistira juga mengingatkan bahwa bulan depan sudah memasuki Ramadhan, biasanya di akhir ramadhan dan pasca hari Raya Idul Fitri jumlah penumpang mengalami lonjakan karena adanya momen mudik lebaran. Untuk itu, perlu adanya sinergitas bersama antar stakeholder untuk meningkatkan keamanan di Bandara Juanda, Surabaya.

Kapten Baron, perwakilan Satgas PAM juga turut memberikan penjelasan terkait situasi terkini di lingkungan Terminal 2 Bandara Internasional Juanda. “Kondisi bandara saat ini masih dapat dikatakan aman terkendali. Meski demikian, tetap terus waspada terhadap hal-hal yang tidak diinginkan, terutama pasca pemilu yang dikhawatirkan akan terdapat pergerakan dari simpatisan dari pasangan calon (paslon) yang kalah. Selain itu, meski pemberitaan terkait Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) mulai tidak terdengar, bukan berarti pencegahan TPPO di Bandara Juanda menjadi lemah. Perlu sinergitas bersama untuk terus mencegah TPPO di lingkungan Bandara Juanda, Surabaya” ujar Baron.
Dengan sinergi yang kuat antara Imigrasi, Satgas PAM, dan seluruh stakeholder terkait, Bandara Juanda siap mengamankan pintu gerbang bangsa demi keamanan dan kenyamanan Bersama.

Melintas Batas, Menyambut Harapan: Wajah Baru Tempat Pemeriksaan Imigrasi

Dalam upaya pemulihan pasca pandemi COVID-19, Bandara Internasional Juanda telah mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan pengalaman penumpang dan efisiensi operasional. Salah satu langkah terbaru adalah dioperasikannya kembali gate 1-6 penerbangan Internasional, yang sempat terhenti total akibat dampak badai COVID-19.

Sebagai bagian integral dari strategi tersebut, Imigrasi Surabaya melakukan penyesuaian dengan melakukan perubahan konfigurasi area Imigrasi, tepatnya di konter keberangkatan. Perubahan layout ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga untuk menyediakan lingkungan yang lebih terstruktur dan terorganisir bagi penumpang yang kembali menggunakan Gate 1-6.

Salah satu hal yang berbeda adalah, konter imigrasi yang dulu menghadap samping, kini menghadap ke depan. Penumpang dapat lebih mudah mengikuti arah dan navigasi menuju konter-konter tersebut. Selain itu, petugas juga dapat melakukan pengawasan yang lebih baik terhadap antrean penumpang dan aktivitas di area imigrasi, sehingga lebih efektif mendeteksi potensi ancaman keamanan dan menjaga keamanan di bandara.

Relokasi area Imigrasi yang baru ini bisa menjadi momen untuk menjadi lebih baik. Namun, perubahan tak selalu mulus. Apakah antrean tetap mengular? Apakah proses pemeriksaan tetap memakan waktu? Apakah ketegasan petugas penjaga gerbang negara tetap disalahartikan sebagai ketidakramahan? Tantangan ini perlu dijawab. Imigrasi masa depan tak hanya harus efisien, tapi juga humanis dan inklusif.

Sejalan dengan hal itu, tugas dan fungsi pemeriksaan keimigrasian tak boleh jadi penghalang kehumanisan, melainkan instrumen untuk mempermudah layanan dan melindungi hak asasi. Pejabat imigrasi tetap harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, bisa mengatasi situasi tak terduga, dan memahami beragam budaya.

Area keberangkatan imigrasi dulu terkenal dengan ketegasan atau keseriusan petugas membolak-balik paspor, membaca dan meneliti setiap stamp dan visa yang tertera di paspor. Kini zaman telah berubah, senyuman dan sapaan harus hadir kepada setiap pelintas yang akan berangkat. Memiliki wajah baru, denah baru,  juga harus diiringi dengan mindset baru.

 

Transformasi ruang keberangkatan imigrasi ini tak hanya membawa efisiensi, tapi juga harapan. Harapan akan dunia yang lebih terhubung, kolaboratif, dan inklusif. Harapan akan masa depan di mana mobilitas manusia bukan lagi hambatan, tapi sebagai jembatan untuk kemajuan bersama.

Jadi, mari melangkah bersama ke pintu keberangkatan yang baru. Bukan hanya melewati pemeriksaan paspor, tapi juga memasuki era baru Imigrasi Surabaya yang lebih cerdas, humanis, dan siap menyambut masa depan yang penuh impian dan harapan.

Imigrasi Surabaya Berjaya di AHII 2023 Kinerja Gemilang Bidang TIKIM: Kreatif, Informatif, dan Responsif

Imigrasi Surabaya menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih dua penghargaan bergengsi dalam Anugerah Humas Imigrasi Indonesia (AHII) tahun 2023.

 

Dua penghargaan yang diraih yaitu (1) Pengelolaan Media Sosial Terbaik ke-3 Kategori Influencer Subkategori Kantor Imigrasi Kelas I Khusus dan (2) Best Leader Immigration Public Relations of the Year diraih oleh Ika Rahmawati, Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian (TIKIM).

 

AHII 2023 merupakan ajang penghargaan yang diberikan kepada Kantor Imigrasi (Kanim) dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Imigrasi atas kinerja kehumasannya. Di Imigrasi Surabaya, fungsi kehumasan diselenggarakan oleh Bidang TIKIM, dan sebenarnya hanyalah satu dari seabrek tugas pokok dan fungsi Bidang TIKIM itu sendiri.

 

Lalu bagaimana sepak terjang tim humas hingga meraih penghargaan pada ajang AHII Tahun 2023?

 

Kinerja Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian

 

Keberhasilan Imigrasi Surabaya dalam mengelola humas tak lepas dari peran aktif Bidang TIKIM. Sepanjang tahun 2023, bidang ini menunjukkan kiprah yang luar biasa dengan kegiatan sosialisasi, konten kreatif di media sosial, interaksi aktif dengan publik, dan kemudahan akses layanan informasi.

Melalui kanal media sosial resmi, seperti Instagram, Facebook, X, Youtube, dan website, mereka menyajikan informasi Keimigrasian dengan cara yang menarik dan mudah dipahami. Respons terhadap pertanyaan dan keluhan dilakukan dengan cepat dan ramah, serta adanya kuis yang mendapatkan respons antusias dari masyarakat, menjadikan interaksi lebih aktif.

Kemudahan akses layanan informasi juga menjadi fokus, dengan panduan, tutorial, highlight, dan FAQs yang tersedia di website dan media sosial. Bahkan, tersedia kanal interaktif WhatsApp dan call center yang responsif. Seluruh kinerja humas dipantau, dimonitor, dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas strategi komunikasi.

 

Keseluruhan kinerja humas tersebut dipantau, dimonitor, dan dievaluasi oleh pimpinan secara berkala untuk memastikan efektivitas strategi komunikasi dan tercapainya pelayanan prima.

 

Hubungan Masyarakat dan Citra Positif

 

Pengelolaan hubungan masyarakat yang baik meningkatkan citra positif kantor Imigrasi. Dengan humas yang andal, masyarakat lebih percaya dan bersedia berpartisipasi dalam program sosialisasi dan edukasi. Informasi yang akurat dan terkini disajikan untuk mengatasi tantangan dalam era digital, di mana masyarakat menginginkan informasi yang instan, singkat, dan menarik.

 

Humas pelayanan publik yang dikelola dengan baik juga aka mendorong partisipasi masyarakat. Muncul willingness atau kemauan masyarakat untuk membantu Kantor Imigrasi dalam mencapai tujuannya, seperti mengikuti program sosialisasi dan edukasi, atau aktif mendukung upaya pengawasan terhadap orang asing, serta penegakan hukum Keimigrasian.

 

Tak jarang, lho, Imigrasi Surabaya menerima informasi dari masyarakat terkait keberadaan orang asing yang diduga melakukan pelanggaran izin tinggal Keimigrasiannya. Kegiatan Eazy Paspor atau Paspor Simpatik pun juga tidak pernah sepi peminat, dan informasinya senantiasa ditunggu.

 

Tantangan Humas di Era Digital

 

Meskipun demikian, pengelolaan hubungan masyarakat di era digital bukan tanpa tantangan. Karakteristik masyarakat moderen yang kritis dan menuntut kemudahan dan keterbukaan informasi menjadi tantangan tersendiri bagi tim humas.

 

Ledakan informasi dan misinformasi kerap membingungkan masyarakat dan berpotensi merusak citra positif organisasi dan pelayanan publik. Perilaku masyarakat dalam mengonsumsi informasi juga telah berubah. Masyarakat sekarang lebih menyukai informasi yang instan, singkat, menarik, dan mudah diakses.

 

“Untuk mengatasinya, Imigrasi Surabaya terus berkomitmen untuk menyediakan informasi yang akurat dan terkini, menjawab pertanyaan dan keluhan dengan cepat dan tepat, mengembangkan konten yang kreatif dan informatif, serta melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala,” jelas Ika Rahmawati, Kepala Bidang TIKIM.

 

Menurut Ika yang pemenang Best Leader Immigration Public Relations of the Year AHII 2023 itu, penghargaan AHII 2023 yang diraih oleh Imigrasi Surabaya menjadi bukti nyata komitmen dan kerja keras dalam membangun hubungan masyarakat yang efektif dan informatif di era digital.

 

Dengan diraihnya penghargaan di ajang AHII 2023, Imigrasi Surabaya telah menjadi contoh yang baik dalam aspek pelayanan publik yang berkualitas dan bercitra positif, khususnya di hati masyarakat Surabaya, Sidoarjo, dan Mojokerto.

Surabaya Jadi Tuan Rumah Kopdar Humas Nasional, Fokuskan Pengembangan Humas Lewat Kolaborasi Dan Konsistensi

Peran Kehumasan dalam instansi pemerintah menjadi tak terhindarkan lagi di dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan. Bahkan telah menjadi kewajiban bagi satuan kerja pemerintah untuk membuka unit kehumasan dan informasi.

 

Begitu juga dengan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM RI. Sebagai satu-satunya instansi yang menyelenggarakan pelayanan untuk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing, Imigrasi Indonesia perlu untuk menguatkan peran kehumasan dalam penyelenggaran kegiatan keimigrasian.

 

Untuk itu Humas Direktorat Jenderal Imigrasi menggelar kegiatan Kopi Darat Nasional Kehumasan 2024. Istilah kopi darat sendiri prokem pada dekade 80an yang memiliki arti ‘bertemu’ atau ‘ketemuan’. Hal istimewanya adalah, Humas Direktorat Jenderal Imigrasi menunjuk kota Surabaya sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan kali ini.

 

“Jadi Kopdar Humas itu adalah ajang berkumpul dari Insan Humas Imigrasi se-Indonesia. Yang dulunya kita adakan di Jakarta dan Bali, kini kita coba eksplor di Surabaya,” ujar Subkoordinator Humas Ditjen Imigrasi Ahmad Nursaleh.

 

Alasannya, lokasi Surabaya yang strategis yang hampir persis di tengah Indonesia, sehingga mudah dijangkau oleh kota-kota di Indonesia Barat maupun Timur. Alasan lainnya adalah Surabaya sebagai sebagai kota terbesar kedua di Indonesia dan memiliki lokasi-lokasi yang representatif untuk menggelar kegiatan.

 

“Tapi yang paling penting adalah kita ingin membuat UPT Imigrasi di Jawa Timur sebagai percontohan. Khususnya Kanim Surabaya yang sangat progresif dan pesat perkembangannya,” ujar Ahmad.

 

Sebagai informasi Humas Direktorat Jenderal Imigrasi memiliki dua agenda dalam satu tahun. Di awal tahunm kegiatan akan dibuka dengan Kopdar Humas sebagai ajang pertemuan nasional bagi insan Humas dari seluruh Indonesia. Dalam agenda ini, yang menjadi agenda adalah penyatuan persepsi bagi insan Humas di UPT dalam rangka menyusun rencana kerja tahunan.

 

Sedangkan di akhir tahun, Humas Ditjen Imigrasi menggelar kegiatan Anugerah Humas Imigrasi Indonesia. Kegiatan ini sebagai bentuk apresiasi bagi penyelenggaraan kegiatan humas pemerintah di UPT-UPT Imigrasi se-Indonesia. Dalam kegiatan ini diberikan pula sejumlah penghargaan bagi para insan Humas yang berprestasi.

 

Disinggung lebih lanjut tentang kegiatan Kopdar Humas Imigrasi, Ahmad Nursaleh menjelaskan bahwa kegiatan ini sekaligus menjadi ajang pencarian bakat potensial dari daerah untuk dapat berkolaborasi dalam memajukan Humas Imigrasi.

 

“Jadi banyak UPT-UPT yang memang di Jawa Timur ini sangat progresif dan perkembangannya sangat pesat. Termasuk salah satu di antaranya tentunya Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya. Jadi supaya kanim-kanim ini ya sekalian kopdar, sekalian survei, sekalian ngecek, ngelihat kehumasan di UPT ini,” lanjutnya.

 

Dengan mengusung tema “Great Leader, Great Influencers”, Kopdar Humas 2024 ini akan digelar di sebuah hotel di Surabaya selama dua hari. Tak main-main, kegiatan ini melibatkan 350 insan Humas Imigrasi termasuk para Kepala Kantor se-Indonesia. Pentingnya kehadiran para pimpinan tersebut bukan tanpa alasan. Humas Imigrasi ingin memberikan pemahaman pengelolaan kehumasan langsung kepada pimpinan sehingga kebijakan bisa sejalan.

 

“Beliau-beliau ini bisa memberikan contoh. Contoh bagaimana menjadi insan humas yang baik, bagaimana mengelola kantor yang baik. Saya sering menyampaikan, salah satu indikator kantor sehat, ya humasnya sehat, humasnya baik,” jelasnya.

 

Dorong Humas di UPT Imigrasi untuk kreatif dan jemput bola

 

Di era kehumasan 4.0 ini, Humas Imigrasi di tingkat UPT dituntut untuk tanggap dan proaktif untuk menangkap tren informasi yang terjadi. Bila perlu dapat menggunakan beberapa bentuk kerjasama, seperti kolaborasi. Kolaborasi menjadi hal yang penting dalam mewujudkan kerjasama untuk mencapai tujuan.

 

Kolaborasipun juga dapat dilakukan dengan semua pihak, tidak hanya dengan lintas instansi pemerintah, namun juga pihak-pihak kreatif dari sektor swasta dan masyarakat juga dapat dijajaki.

 

“Banyak yang belum paham bahkan tentang persyaratan paspor. Nah, hal-hal seperti itu harus dikolaborasikan bukan hanya antarimigrasi tapi juga melalui Stakeholder lain. Apakah Key Opinion Leader (KOL) atau akun-akun lokal lain atau akun-akun pemerintahan seperti itu. Jadi tema besarnya kolaborasi dan itu yang harus diketahui oleh para pimpinan. Supaya mereka jangan puas diri. Jangan hanya personal branding. Tapi harus mem-branding-kan institusi itu secara luas,” ujarnya.

 

Lebih lanjut, pria alumni Akademi Imigrasi Angkatan V itu mengatakan bahwa untuk menciptakan budaya kehumasan yang tanggap terhadap tren juga diperlukan tim yang solid. Tim tersebut difungsikan untuk memantau semua update baik di media sosial maupum pemberitaan. Sehingga dapat memberikan informasi untuk digunakan sebagai bahan membuat konten kehumasan.

 

“Jadi semua itu saling terkoneksi. Ketika terkoneksi, kita bisa membuat rencana yang lebih matang, tentunya. Dalam hal-hal, baik itu kebijakan ataupun pada saat krisis. Karena beberapa kali kan kita sempet krisis. Dan itu yang harus kita antisipasi juga. Strategi-strategi itulah yang sangat penting. Makanya kita juga ada tim strategi komunikasi, mereka nanti yang akan mengusung strategi seperti ini,” jelasnya.

 

Semangat untuk menularkan ilmu kehumasan ini yang juga ingin dibawa dalam giat Kopdar Humas mendatang. Kepada para insan humas Imigrasi di daerah, Ahmad Nursaleh berpesan agar setiap kantor imigrasi konsisten dalam memproduksi produk-produk informasi keimigrasian. “Saya yakin teman-teman humas di daerah sangat kreatif, yang diperlukan adalah niat dan konsistensi. Ketika niatnya sudah ada, nggak konsisten. Ketika konsistensi sudah ada, niatnya kurang. Jadi, itulah pentingnya membuat perencanaan dan tim yang baik. Nah, dua ini harus ada untuk menghasilkan karya yang baik,” tutupnya.(*)

 

Tingkatkan Inklusifitas Layanan, Mengintip Keseruan Petugas Imigrasi Surabaya Belajar Bahasa Isyarat

Penggunaan bahasa isyarat dalam kegiatan kegiatan pemberian informasi layanan bukanlah hal baru. Di beberapa instansi seperti kepolisian telah menerapkan penggunaan bahasa isyarat BISINDO dalam kegiatan konferensi pers kepada media.

Pada masa pandemi COVID-19, pemberian informasi melalui konferensi pers juga melibatkan tenaga praktisi bahasa isyarat untuk memberikan informasi. Hal ini tentu bertujuan untuk memberikan informasi yang sama kepada masyarakat penyandang disabilitas yang lebih akrab disapa dengan teman Tuli.

Dalam hal memberikan layanan yang inklusif bagi seluruh warga masyarakat tanpa kecuali, Imigrasi Surabaya juga bergerak ke arah yang sama. Salah satu caranya adalah dengan memberikan edukasi kepada para petugas dan juga pegawai untuk mendapatkan pengetahuan bahasa isyarat dasar.

“Hal ini bertujuan agar dunia ini lebih ramah kepada setiap individu tanpa dihalangi keterbatasan komunikasi,” ujar Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Ika Rahmawati dalam sambutannya, Kamis (15/02).

Bertempat di Aula Imigrasi Surabaya, sejumlah pegawai yang sehari-hari bertugas di layanan prioritas dan pemeriksaan imigrasi Bandara Juanda menghadiri pelatihan tersebut. Pembelajaraan juga bertujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman saat bertugas memeriksa teman Tuli dalam hal keimigrasian.

Secara umum, Bahasa isyarat merupakan bahasa yang menggunakan gerakan-gerakan tertentu sebagai simbol bahasa lisan yang mengkombinasikan gerak tangan atau badan serta mimik wajah. Penggunaannya banyak dipakai oleh orang Tuli. Bahasa isyarat antara satu negara bahkan dalam satu daerah pun bisa berbeda-beda.

Sedangkan, Bahasa isyarat yang banyak digunakan di Indonesia terdiri dari 2 (dua) macam yaitu BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) dan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia). BISINDO merupakan bahasa isyarat yang dibentuk oleh kelompok Tuli dan sering ditemukan serta digunakan. Penyampaian BISINDO dilakukan oleh gerakan dua tangan.

Sedangkan SIBI merupakan bahasa isyarat yang diadopsi dari bahasa isyarat Amerika dan penyampaiannya menggunakan gerakan satu tangan. Konsep SIBI ini dianggap lebih sulit dan rumit jika dibandingkan BISINDO. Penggunaan BISINDO lebih banyak digunakan di Indonesia karena dianggap lebih mudah jika dibandingkan dengan konsep SIBI.

“Menurut saya, acara ini sangat bagus. Peserta dapat memahamiberbagai aspek dan sudut pandang dalam dunia Tuli. Sehingga petugas daapat memberikan akses dan fasilitas khususnya saat di bandara ataupun layanan lainnya,” ujar Ika Wirawan, narasumber Pubisindo Cabang Jawa Timur.

Dalam kegiatan itu peserta mempelajari banyak dalam percakapan isyarat dasar seperti abjad, angka dan huruf, ucapan dan salam, perkenalan, waktu, lokasi, arah dan juga materi untuk petugas wawancara paspor dan petugas imigrasi di bandara.

“Acara ini sangat bagus. Tentunya pelatihan dari BISINDO ini dapat membantu pekerjaan kami saat bertemu teman-teman Tuli,” ujar Selly salah satu pegawai Imigrasi Surabaya.

Respon positif lain juga datang dari dr. Christian, seorang dokter Karantina Kesehatan. Menurutnya bahwa kegiatan ini dapat memberikan pemahaman lebih dalam hal pelayanan.

“Saya rasa Bahasa isyarat sangat bermanfaat untuk memberikan pelayanan public yang prima dan berkualitas bagi masyarakat berkebutuhan khusus,” ujarnya.

 

Melebur Makna: Paspor Simpatik dan Kuis Paspor Gratis Meriahkan 74 Tahun Imigrasi Indonesia

Tahun ini Imigrasi Indonesia menginjak usia 74 tahun. Sebuah usia yang tidak bisa dibilang muda ini, Imigrasi telah menjadi saksi bisu pasang surut perjalanan bangsa Indonesia. Pembenahan berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara juga berdampak pada imigrasi Indonesia. Gaung reformasi birokrasi sebagai upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan sumber daya manusia aparatur, membuat Imigrasi Indonesia ikut bergerak dan semakin berbenah ke arah yang lebih baik. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya sebagai bagian dari insan imigrasi tidak tinggal diam dan ikut ambil bagian dalam pembaharuan dan perubahan tersebut.
Dalan rangka menyemarakkan Hari Bakti Imigrasi (HBI) ke 74, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya kembali menyelenggarakan Paspor Simpatik. Pada tahun ini Paspor Simpatik diadakan pada tanggal 6, 13, dan 20 Januari 2024 dengan sistem Walk-In mulai pukul 08.00 hingga 11.00 WIB. Setiap sesi dibuka untuk 100 pemohon baru maupun penggantian dengan membawa dokumen persayaratan lengkap asli dan fotokopian satu rangkap. Pemohon paspor simpatik harus memastikan tidak ada perbedaan data pada dokumen persyaratan dan khsusus untuk pemohon paspor penggantian, memastikan bahwa pasor lama tidak dalam keadaan rusak atau hilang. Masyarakat menyambut antusias dengan adanya paspor simpatik ini. Hal ini terlihat dari kuota yang selalu terisi penuh dari ketiga tanggal tersebut.
Tidak hanya paspor simpatik, dalam menyambut suka cita HBI tahun 2024, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya mengadakan kuis berhadiah paspor gratis yang akan diberikan kepada tiga pemenang yang beruntung. Syaratnya, peserta wajib mengikuti akun Instagram @imi_surabaya, memberikan like minimal lima konten pada akun @imi_surabaya, menjawab di kolom komentar pada unggahan kuis paspor gratis. pemenang dipilih berdasarkan kreatifitas dan orisinalitas cerita serta kemampuan peserta dalam menginspirasi dan memotivasi pembaca. Pemenang terpilih harus bersedia hadir ke Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya untuk pengambilan data biometrik dan wawancara permohonan biasa nonelektronik pada tanggal 24 atau 25 Januari 2024. Khusus pemenang kuis berhadiah paspor gratis yang sebelumnya sudah memiliki paspor, harus memastikan bahwa paspornya tidak hilang dan rusak. Dari lebih dari seratus peserta, maka dipilihlah tiga pemenang dengan cerita inspiratif. Dari tiga pemenang tersebut, salah satu cerita terpilih karena jika menang nanti paspornya akan dihadiahkan kepada ibunya agar ibunya bisa mengunjunginya yang bersekolah di luar negeri.
Seperti dituturkan Kepala Bidang Dokumen Perjalanan dan Izin Tinggal Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya, Ferry Khrisdiyanto bahwa latar belakang diadakannya kuis berhadiah paspor gratis ini, karena imigrasi ingin menjadi saksi dari banyaknya kisah yang terkandung dibalik sebuah permohonan paspor. Paspor bukan hanya lembaran kertas, tetapi paspor adalah sebuah peluang untuk menciptakan cerita baru.
Dalam HBI tahun ini, imigrasi ingin menjadi bagian dari perjalanan mereka untuk menjemput impian. Semoga semakin bertambahnya usia Imigrasi Indonesia, semakin berbenah ke arah yang lebih baik dan semakin mendekatkan diri kepada masyarakat. Selamat Ulang Tahun ke 74 Imigrasi.

Membangun Investasi Asing melalui Golden Visa: Strategi dan Tantangan

Tahun 2023 menjadi tonggak sejarah bagi Indonesia dengan diberlakukannya program Golden Visa, memberikan kesempatan kepada investor asing untuk memperoleh izin tinggal atau kewarganegaraan dengan mudah melalui investasi yang substansial di negara ini.
Dipayungi oleh Peraturan Menteri Hukum dan HAM (Permenkumham) Nomor 22 tahun 2023, Golden Visa menggabungkan Visa Tinggal Terbatas (VTT), Izin Tinggal Terbatas (ITAS), Izin Tinggal Tetap (ITAP), dan izin tinggal masuk kembali dalam satu paket.
Sejalan dengan kebijakan selektif, klasifikasi visa ini diperuntukkan bagi individu asing berkompeten yang memiliki potensi signifikan untuk mendukung perkembangan ekonomi Indonesia. Secara umum, visa ini ditujukan untuk orang asing yang berencana berinvestasi atau menanam modal, membeli rumah kedua, melakukan repatriasi, atau menyatukan keluarga. Golden Visa telah resmi diberlakukan sejak diterbitkannya Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 22 tahun 2023. Sejak peluncurannya, permohonan untuk Visa Rumah Kedua atau Second Home Visa mengalami peningkatan pesat.
Kepada Tim Buletin Wani!, Mas Djoko Ardyanto Wibowo, Kepala Seksi Izin Tinggal Keimigrasian Kantor Imigrasi Surabaya, menuturkan bahwa Golden Visa menonjol dalam beberapa aspek karena banyak fasilitas dan kemudahan yang ditawarkan, “Keunggulan Golden Visa ini kalau dibanding sama visa yang lain ya, ada pada izin tinggal dengan jangka waktu paling lama di Indonesia yakni 5-10 tahun. Mereka juga dapat membawa keluarga untuk tinggal di Indonesia. Ada juga jalur prioritas dalam pemeriksaan imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) maupun pelayanan di Kantor imigrasi, terus untuk masalah memperoleh ITAS juga di TPI seperti ITAS kerja.” tambah Djoko.
Lebih lanjut, Djoko menyoroti dua aspek penting, dalam implementasi Golden Visa, yang harus diperhatikan. Pertama, jaminan keimigrasian yang melibatkan penyetoran sejumlah uang ke bank negara atau investasi dalam bentuk lainnya. Kedua, pemenuhan komitmen, yang mengharuskan Warga Negara Asing (WNA) untuk melaporkan diri ke kantor imigrasi sesuai dengan waktu yang ditentukan setelah mendapatkan izin tinggal.
Bagi orang asing yang berminat mengajukan Golden Visa, proses pengajuan dapat dilakukan secara mandiri melalui website resmi evisa.imigrasi.go.id, demikian yang diungkapkan oleh Djoko. Lanjutnya, dalam implementasi Golden Visa, penting untuk memperhatikan dua aspek utama. Pertama, jaminan keimigrasian, yang melibatkan penyetoran sejumlah uang ke bank negara atau investasi dalam bentuk lainnya. Kedua, pemenuhan komitmen, yang mengharuskan Warga Negara Asing (WNA) untuk melaporkan diri ke kantor imigrasi sesuai dengan waktu yang ditentukan setelah mendapatkan izin tinggal.
Skema praktik kebijakan Golden Visa tak luput dari tantangan yang timbul dalam praktiknya. “Jadi tidak hanya TPI, ya, justru pada saat pelaksanaan pengawasannya. Bidang Intelejen dan Penindakan Keimigrasian (Inteldakim) memiliki tugas dan fungsi tambahan untuk melakukan pengecekan tahunan bahwa dana orang asing yang telah disetorkan di awal, masih ada dengan jumlah tetap di bank terkait.” Ungkap Djoko.
Dalam pembahasan mengenai Golden Visa, perhatian terhadap koordinasi antara bidang Inteldakim dengan Bank Milik Negara menjadi perhatian utama. “Tantangannya, apakah bidang inteldakim dapat melakukan koordinasi dengan bank milik negara tersebut? Sedangkan Bank pasti memiliki SOP atau ketentuan tersendiri untuk melindungi data nasabah. Oleh karena itu, perlu dilakukan MoU dengan bank terkait masalah Golden Visa ini. Mungkin seperti pemberian kemudahan dalam pengecekan dana WNA tanpa birokrasi yang berbelit.” tambahnya.
Aspek penting lain yang tidak boleh luput adalah penyebaran informasi. Tim Humas Imigrasi Surabaya tengah aktif melakukan upaya sosialisasi terkait kebijakan imigrasi terbaru, termasuk Golden Visa. Melalui, program reels tematik “Immigration Insight”, Imigrasi Surabaya mengupas Golden Visa secara mendalam, dengan harapan informasi tersebut dapat tersebar dan luas membuka jalan bagi pertukaran pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam.
Dalam kesimpulannya, Djoko berharap bahwa keberadaan Golden Visa dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian negara dengan menarik investasi asing melalui berbagai instrumen, seperti penanaman modal, investasi saham, dan properti.

Memanfaatkan Teknologi Digital untuk Pengawasan Keimigrasian: Transformasi Peran Masyarakat dalam Menjaga Keamanan Nasional

Di era globalisasi yang dibarengi dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi, Indonesia menghadapi tantangan dan peluang baru dalam mengatur arus masuk dan keluar Warga Negara Asing (WNA).
Posisi strategis Indonesia, ditambah dengan kekayaan sumber daya alam dan manusia, menarik banyak WNA untuk berbagai keperluan, mulai dari bisnis hingga wisata. Namun, peningkatan mobilitas internasional ini juga membawa potensi risiko keamanan yang memerlukan pengawasan ketat.
Dalam menghadapi dinamika ini, kebijakan keimigrasian Indonesia mengadopsi prinsip selective policy, memastikan hanya WNA yang memberi manfaat dan tidak membahayakan keamanan yang diizinkan beraktivitas di wilayah Indonesia.
Dalam menjalankan fungsi pengawasan, Direktorat Jenderal Imigrasi, termasuk Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya, menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan sumber daya manusia dan kewenangan. Wilayah kerja yang luas, meliputi Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kabupaten Sidoarjo, dan sebagian Kota Surabaya, menambah kompleksitas tugas pengawasan. Untuk mengatasi hal ini, kerjasama antarinstansi dan partisipasi masyarakat menjadi sangat penting.
Era digital telah membawa transformasi dalam metode pengawasan keimigrasian, berbeda dari masa lalu ketika kegiatan intelijen menjadi andalan utama yang membutuhkan waktu lama dan sumber daya yang besar. Sekarang, dengan smartphone dan akses internet, setiap orang bisa berkontribusi dalam menjaga keamanan negara.
Teknologi digital memudahkan masyarakat untuk melaporkan kegiatan atau keberadaan WNA yang mencurigakan melalui kanal komunikasi seperti Email, WhatsApp, atau media sosial resmi Imigrasi Surabaya. Ini menandai pergeseran paradigma dari pengawasan yang eksklusif oleh agen intelijen menjadi kolaboratif dengan melibatkan masyarakat luas.
Imigrasi Surabaya memanfaatkan teknologi informasi untuk memperkuat pengawasan WNA. Inisiatif seperti pengembangan kanal pelaporan melalui media sosial dan aplikasi messenger merupakan bukti adaptasi kebijakan keimigrasian terhadap perkembangan zaman. Hal ini tidak hanya mempercepat proses pengawasan tetapi juga memperluas jangkauan pengawasan dengan mengaktifkan mata dan telinga masyarakat dalam mengidentifikasi potensi ancaman keamanan.
Setiap warga negara, dengan perangkat digital di tangan, diberdayakan untuk menjadi bagian dari usaha kolektif dalam menjaga kedaulatan dan ketertiban umum. Ini adalah bukti nyata dari peran aktif masyarakat dalam sistem keamanan nasional, di mana setiap individu memiliki kesempatan untuk berkontribusi sebagai “pahlawan” keamanan.
Perubahan pendekatan pengawasan ini juga menunjukkan bahwa tanggung jawab pengawasan tidak lagi terbatas pada bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian (INTELDAKIM) saja. Merespons tantangan zaman, tantangan Imigrasi Surabaya kini bukan hanya meningkatkan kemampuan teknis, tetapi juga dengan membangun kultur kerja yang kolaboratif dan inovatif. Kini, setiap pegawai di Kantor Imigrasi Surabaya, memiliki peran aktif dalam proses pengawasan
Sejalan dengan slogan Hari Bhakti Imigrasi ke-74 “Transformasi Peran Keimigrasian Melalui Strategi Digitalisasi”, pengintegrasian teknologi digital dalam sistem pengawasan keimigrasian mencerminkan sebuah langkah maju menuju sistem keamanan yang lebih inklusif dan demokratis. Melalui pendekatan ini, Imigrasi Surabaya tidak hanya menunjukkan kemampuannya dalam menghadapi tantangan keamanan di era digital tetapi juga komitmennya dalam mengoptimalkan peran serta masyarakat sebagai mitra strategis dalam menjaga kedaulatan dan ketertiban umum.

LENTERA Keimigrasian: Membangun Jembatan Pemahaman untuk Investasi Berkelanjutan di Jawa Timur

Oleh: R. Deddy Chairil Zain

Hadir sebagai langkah proaktif untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan Penjamin dan Orang Asing terhadap peraturan hukum keimigrasian, Inovasi besutan Imigrasi Surabaya, “Layanan Edukasi dan Literasi Peraturan (LENTERA) Keimigrasian”, kini diterapkan di seluruh UPT Imigrasi se-Jawa Timur.
Dalam momen perayaan Hari Bhakti Imigrasi ke-74, Heni Yuwono, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Timur meresmikan penerapan inovasi LENTERA KEIMIGRASIAN di Kantor Imigrasi Kediri. Momentum ini menandai penerapan layanan tersebut secara simbolis di seluruh UPT Imigrasi se-Jawa Timur.
Sejak diluncurkan, LENTERA Keimigrasian menjadi sorotan hingga pada akhirnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan penghargaan sebagai bentuk apresiasi, yang diberikan saat acara Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (12/12).
Inovasi ini bukan hanya sekadar peningkatan layanan, tetapi juga menunjukkan keterlibatan pemerintah dalam mendukung perekonomian nasional dan mendorong investasi asing. Dengan LENTERA Keimigrasian, Direktorat Jenderal Imigrasi dan Kanwil Kemenkumham Jatim membuka pintu seluas-luasnya bagi investasi asing di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur menyatakan kesiapan untuk memberikan pelayanan terbaik, terutama bagi WNI yang bepergian ke luar negeri dan WNA yang ingin berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Beliau menekankan bahwa LENTERA Keimigrasian memberikan solusi bagi masalah pengawasan dan penegakan hukum keimigrasian. “Inovasi ini bukan hanya untuk menyelesaikan permasalahan, tetapi juga sebagai langkah maju dalam mendukung pembangunan nasional,”
LENTERA Keimigrasian bukan hanya sebuah ruang layanan konvensional, lebih dari itu, ini adalah wadah dialog interaktif yang mengundang partisipasi aktif dalam diskusi, edukasi, dan konsultasi. Melalui pendekatan ini, kantor imigrasi berharap dapat mencegah pelanggaran serta meningkatkan pemahaman terhadap aturan keimigrasian.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya, menyampaikan harapan bahwa inovasi ini dapat membantu masyarakat, terutama WNA, untuk memperoleh informasi yang jelas terkait izin tinggal. “Kami mengapresiasi dan bangga karena inovasi dari Kantor Imigrasi Surabaya menjadi role model bagi seluruh kantor imigrasi di Jawa Timur.”

LENTERA Keimigrasian, yang saat ini bersifat fisik, juga sedang dipertimbangkan untuk dikembangkan menjadi berbasis digital. Hal ini akan memberikan kemudahan akses informasi dan edukasi kepada Penjamin dan Orang Asing, semakin mengukuhkan peran kantor imigrasi sebagai fasilitator yang proaktif.
Sebuah inovasi yang cemerlang tidak hanya membawa perubahan, tetapi juga menjanjikan dampak positif yang luas. Diterapkannya LENTERA Keimigrasian di seluruh UPT Imigrasi se-Jawa Timur, berpotensi meningkatkan pemahaman lebih luas, menciptakan iklim investasi yang sehat dan kondusif, sambil tetap memegang teguh prinsip hukum dan keamanan negara. Sebagai bagian dari perayaan Hari Bhakti Imigrasi ke-74, inovasi ini dianggap sebagai langkah positif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui investasi yang berkelanjutan.

Dibalik Penghargaan Jusuf Adiwinata: Kisah Perjuangan Tim Imigrasi Surabaya Menuju Kesuksesan

Dalam gemuruh padatnya kegiatan di awal tahun, Imigrasi Surabaya menorehkan prestasi prestisius nasional, Jusuf Adiwinata Award. Mengungguli Kantor Imigrasi Kelas I sekelas Imigrasi Soekarno-Hatta, Batam, Ngurah Rai, Jakarta Barat dan Medan. Di balik keberhasilan tersebut, terungkap kisah heroik sebuah tim yang dipenuhi dengan semangat juang dan dedikasi tinggi.
Tidak instan. Prestasi yang dicapai pada awal tahun 2024 ini, rupanya menghabiskan waktu satu tahun persiapan. Kepada Tim Buletin Wani, Suyatno, Kabag Tata Usaha Imigrasi Surabaya, mengungkapkan tahun 2023 merupakan tahun yang berat. Riuhnya persiapan pemeriksaan oleh Itjen Kemenkumham, ajang pengusulan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) yang dilakukan 2 (dua) kali, ditambah lagi dengan adanya mutasi internal. Semua menuntut banyak penyesuaian.
Dalam sebuah wawancara bersama kami, Didut Iskandar, Kasubag Keuangan membagikan ceritanya, “Saat itu, menyerah bukanlah sebuah pilihan. Menjelang kedatangan Tim Auditor Itjen Kemenkumham Juni 2023, kita semua lembur memastikan semua berkas yang diperlukan dalam kondisi sebaik mungkin.” ujarnya. “Di hari pelaksanaan audit, kami lembur hingga tengah malam. Besoknya, kami masih harus menindaklanjuti hasil audit.” tambahnya.
Menyambung padatnya kegiatan, di bulan berikutnya, subbagian Keuangan masih harus dihadapkan dengan upaya pemenuhan kebutuhan fasilitatif maupun pelayanan dengan usulan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) bidang fasilitatif dan bidang pelayanan. “Kami menyiapkan kebutuhan fasilitatif pemeliharaan kendaraan dinas dan pengadaan videotron. Kami juga mengusulkan kebutuhan tinta dan map pelayanan.” pungkas Didut. “Ini tetap berlanjut di bulan Oktober 2023, ada pengusulan kebutuhan pembelian kendaraan dinas, sarana pelayanan seperti brankas, meja kayu, AC split, dan filling cabinet. Total ABT yang diperoleh adalah Rp 4.418.996.000.” tambahnya.
Bukan hal yang mudah, bagi pengelola Barang Milik Negara (BMN), memperjuangkan pengusulan ABT hingga akhirnya terealisasi adalah sebuah capaian besar yang menjadi kepuasan tersendiri. Saat kami temui, pengelola BMN menceritakan kondisi genting yang membuat mereka lumayan ketar-ketir mengingat jumlah dana ABT yang tidak sedikit.

Meskipun menjaga nilai IKPA secara eksplisit menjadi bagian dari tugas subbagian Keuangan, namun dalam praktiknya, banyak pihak yang terlibat. “Kami sangat bersyukur karena banyak mendapat support dari teman-teman bidang lain,” ujar Suyatno penuh syukur.
Lebih lanjut, Suyatno memaparkan titik terberat yang mereka hadapi adalah momen turunnya ABT tahap 2 (dua), yang disahkan setelah pengajuan usulan Revisi Halaman III DIPA. Masuknya anggaran tambahan yang begitu besar tidak dibarengi dengan pembaruan Rencana Penarikan Dana (RPD) sehingga membuat nilai IKPA Imigrasi Surabaya sempat ada di titik yang mengkhawatirkan. Namun, seluruh komponen subbagian Keuangan bahu-membahu untuk bisa mengusahakan penyerapan yang optimal.
Bagai mendapat durian runtuh, meskipun nilai IKPA Imirgasi Surabaya tidak sebagus dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tak disangka, nama Imigrasi Surabaya muncul memenangkan Jusuf Adiwinata Awards 2024 sebagai Satuan Kerja dengan Capaian Indeks Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) tertinggi Kategori Kantor Imigrasi Kelas I Khusus.
Sebagai akhir yang membanggakan dari perjuangan keras dan kerja tim yang luar biasa, penghargaan Jusuf Adiwinata Awards 2024 menjadi momentum penting bagi Imigrasi Surabaya untuk terus mengukir prestasi di masa depan. Dengan semangat juang dan dedikasi yang tak tergoyahkan, mereka membuktikan bahwa tiada yang tak mungkin jika dilakukan dengan sepenuh hati dan komitmen.
Dengan ini, mereka tidak hanya meraih sukses, tetapi juga menjadi inspirasi bagi semua yang menyaksikan perjalanan mereka. Dan seperti yang dikatakan Chicco A. Muttaqin, Kepala Kantor Imigrasi Surabaya, “Prestasi ini adalah bukti nyata bahwa kerja keras dan kolaborasi tim dapat menghasilkan pencapaian luar biasa. Mari kita terus berjuang untuk mencapai yang terbaik, demi kemajuan bersama dan kebanggaan bagi bangsa dan negara.”