Pulang ke Tanah Air: Imigrasi Surabaya Kawal Puluhan Ribu Jemaah Haji dengan Layanan Prima

Kedatangan jemaah haji tahun 1445 H/2024 M melalui Bandara Internasional Juanda, Surabaya, mulai berlangsung sejak 22 Juni 2024. Dalam liputan langsung di lapangan, Tim Buletin WANI berkesempatan menyaksikan momen haru yang tak terlupakan—senyuman bahagia bercampur rasa syukur terpancar dari wajah-wajah lelah para jemaah haji yang akhirnya kembali ke tanah air. Proses pemulangan dilakukan bertahap, melibatkan total 106 kloter yang terdiri dari jemaah asal Jawa Timur, Bali, dan NTT.

Namun, terdapat tantangan besar yang dihadapi selama ibadah haji tahun ini. Sebagian besar jemaah yang berangkat merupakan lanjut usia, sehingga menyebabkan banyak yang jatuh sakit atau bahkan meninggal dunia. Data yang kami peroleh mencatat sebanyak 81 jemaah meninggal selama berada di Arab Saudi.

Dalam wawancara eksklusif dengan Yudhistira Yudha Permana, Ketua Satgas Pendaratan dalam Rangka Pemeriksaan Keimigrasian Jemaah Haji Embarkasi/Debarkasi Surabaya 1445 H/2024 M, beliau menekankan peran penting Imigrasi Surabaya dalam mendukung kelancaran ibadah haji tahun ini. Salah satu kebijakan kunci yang diimplementasikan adalah one stop service di Asrama Haji Sukolilo. “Dengan adanya one stop service ini, proses pemeriksaan keimigrasian menjadi jauh lebih mudah dan terpusat, sehingga menghindari penumpukan antrean di Bandara Juanda,” ungkap Yudhistira. Kebijakan ini terbukti efektif dalam mempercepat proses, sekaligus meminimalisir potensi penundaan akibat keterbatasan fasilitas bandara.

Proses Pemulangan dan Inovasi Pelayanan

Tim Imigrasi dibagi ke dalam enam tim yang bertugas secara bergantian di Asrama Haji Sukolilo, memastikan layanan keimigrasian berjalan tanpa hambatan. “Para jemaah yang tiba langsung diarahkan ke bus-bus yang sudah disediakan, kemudian dibawa ke Asrama Haji untuk pemeriksaan keimigrasian. Di sana, tim kami melakukan berbagai prosedur, mulai dari pengumpulan hingga pengecekan paspor secara digital,” jelas Yudhistira.

Yudhistira juga memberikan catatan bahwa hingga 22 Juli 2024, sebanyak 39.164 jemaah telah berhasil pulang melalui Bandara Juanda Surabaya. “Kami merasa proses pemeriksaan berjalan efektif dan efisien, meskipun ada beberapa kendala minor seperti masalah jaringan internet dan VPN yang mempengaruhi kelancaran sistem,” ujarnya sambil menambahkan bahwa evaluasi akan segera dilakukan untuk penyelenggaraan tahun berikutnya.

Isu dan Tantangan dalam Pelaksanaan Haji

Tidak hanya berbicara soal teknis pemulangan, Tim Buletin WANI juga menggali isu-isu lain yang muncul di lapangan. Salah satunya adalah persoalan kesehatan jemaah lansia yang menjadi perhatian besar. Dalam tahun ini, banyak jemaah lanjut usia yang mengalami kendala fisik selama melaksanakan rangkaian ibadah di Tanah Suci. Imigrasi dan instansi terkait diharapkan bisa bekerja sama lebih erat dengan Kementerian Kesehatan dalam mempersiapkan layanan kesehatan yang lebih komprehensif bagi jemaah lansia.

Selain itu, tim juga mencatat adanya tantangan yang dihadapi dalam penerapan digitalisasi layanan keimigrasian. Masalah teknis terkait jaringan internet yang tidak stabil masih menjadi tantangan, terutama dalam proses pemeriksaan paspor. Diperlukan peningkatan infrastruktur teknologi agar proses digitalisasi ini dapat berjalan lebih optimal di tahun-tahun mendatang.

Harapan dan Evaluasi untuk Musim Haji Selanjutnya

Meski tantangan ada, penyelenggaraan ibadah haji tahun ini dinilai berjalan cukup baik. Dengan kebijakan-kebijakan baru seperti one stop service, harapan ke depan adalah agar layanan haji terus ditingkatkan, khususnya dalam hal efisiensi dan kenyamanan. “Kami akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh proses, sehingga penyelenggaraan haji tahun depan dapat berjalan lebih baik dan lancar,” tutup Yudhistira optimis.

Dengan kesuksesan ini, Imigrasi Surabaya bersama instansi lainnya berkomitmen untuk terus menghadirkan pelayanan yang lebih baik dalam penyelenggaraan ibadah haji di masa depan, memastikan setiap jemaah dapat menjalankan ibadahnya dengan aman dan nyaman, serta pulang ke Tanah Air dengan penuh rasa syukur.

Oleh: Shofia Trianing Indarti