Merajut Sukses dengan Kerja Keras, Ketulusan, dan Doa
Di tengah hiruk-pikuk pelaksanaan koordinasi dan pelayanan administrasi di Kantor Imigrasi Surabaya, Tim Buletin Wani! berkesempatan berbincang dengan sosok inspiratif dibalik kesuksesan Imigrasi Surabaya meraih peringkat pertama Kinerja Pelaksanaan Anggaran Terbaik semester I tahun 2024 se-Jawa Timur. Ya, Kepala Bagian Tata Usaha, Suyatno. Dari balik meja kerjanya yang sederhana namun penuh dengan berkas-berkas yang tersusun rapi, ia menyambut kami dengan senyuman hangat.
Eksplorasi Diri
“Bapak ternyata asli Trenggalek ya?” tanya kami, membuka obrolan dengan rasa penasaran. Dengan senyum ramah, Suyatno mengangguk. “Iya, saya dari Trenggalek. Dari SD sampai SMK tinggal di Trenggalek, sebelum kemudian sempat bekerja di sektor swasta di Tangerang di usia 18 tahun, setelah lulus SMK,” kenang pria berusia 45 tahun itu.
Perjalanan pendidikan Suyatno, dimulai di Sekolah Dasar Negeri sampai ke Sekolah Menengah Kejuruan di Trenggalek. Suyatno melanjutkan pendidikan di Strata Satu (S1) Teknik Informatika di Kota Tangerang, hingga akhirnya meraih gelar Strata Dua (S2) di bidang Manajemen di Jakarta.
Salah satu hal menarik dari perjalanan karir beliau adalah latar belakang pendidikan di bidang teknik, yang terasa cukup berbeda dengan dunia yang kini ia geluti di imigrasi. Ketika kami menanyakan hal tersebut, beliau tersenyum dan berkata, “Dulu, pilihan pendidikan di kota kecil seperti Trenggalek tidak sebanyak di kota besar. Kebetulan saya hobi dengan hal-hal berbau teknologi, jadi waktu itu memilih Teknik Mesin,” ujarnya sambil tertawa.
Bagi pria berusia 45 tahun itu, Trenggalek adalah sekolah kehidupan. “Di sana, saya belajar bahwa kebahagiaan tidak datang dari kemewahan, tetapi dari kesederhanaan dan ketulusan. Segala keterbatasan saat itu membentuk pandangan saya tentang kerja keras dan kesederhanaan,” ungkapnya dengan penuh kenangan.
Antara Passion dan Pilihan Hidup
Sejak kecil, Suyatno sudah menunjukkan minat besar dalam belajar, meski bersekolah di SMK yang cenderung identik dengan aksi-aksi tawuran. “Saya lebih senang belajar, dan hobi saya sejak dulu sampai sekarang masih sama, yaitu membaca baik buku, majalah ataupun koran harian dan juga menonton film atau video tentang Sejarah dunia, tokoh terkenal maupun teknologi,” jelasnya.
Mengawali karir di dunia teknik menunjukkan keselarasan dengan passionnya sejak bersekolah. Namun Suyatno kini memilih untuk melanjutkan kehidupan berkarirnya di Imigrasi. Kepada kami, Suyatno mengungkapkan bahwa hidup ini sering kali seperti aliran sungai. “Kita bisa mengarahkan arusnya, tapi tidak bisa mengontrol semua yang terjadi,” katanya.
Perpindahan dari dunia teknik ke imigrasi adalah salah satu belokan tak terduga dalam hidupnya. “Awalnya, saya merasa seperti ikan yang dipindahkan dari laut ke darat, tapi sekarang saya menyadari bahwa setiap langkah membawa saya ke tempat yang lebih baik,” ungkapnya sambil menerawang.
Ia percaya passion bukan sekedar rasa suka, tetapi sesuatu yang mendorong dengan kuat untuk kita menginvestasikan waktu dan tenaga dengan Ikhlas. “Passion itu harus memberikan value dan memiliki tujuan”, pungkasnya.
Tantangan dan Kesuksesan
Pengalaman penempatan bekerja di berbagai wilayah, membentuk perjalanan karir Suyatno. Di setiap tempat bekerja, merupakan medan ujian untuk memperkuat ketangguhan mental dan fisik. Setiap langkah yang diambil, menjadi pelajaran berharga dan menempanya menjadi seorang pemimpin seperti saat ini.
Ia menyimpulkan bahwa, “Pemimpin yang tangguh adalah yang mampu bertahan dan tetap memberikan yang terbaik meski dalam kondisi yang paling sulit. Serta tak lupa dukungan tim yang kuat adalah faktor atas kesuksesan dalam pekerjaan” tambahnya.
Saat kami tanya tentang pengalaman barunya kini sebagai Kepala Bagian Tata Usaha, Suyatno menyampaikan kesan baiknya terhadap seluruh tim, yang menurutnya sangat berkompeten. Ia bersyukur mendapat dukungan yang sangat baik dari timnya. “Banyak momen sibuk, tapi ritme kerja masih bisa di-handle berkat tim yang sangat kompeten. Saya terkesan dengan kemampuan tim yang bisa menyiapkan kegiatan dengan waktu yang sangat terbatas,” puji Suyatno.
Kepada kami, ia menambahkan, kerja terbaik adalah kerja yang melibatkan Allah Sang Pencipta Alam Semesta, dan doa adalah kuncinya, “Doa dari keluarga saya yang membuat saya terus bersemangat dalam bekerja”, imbuhnya. Suyatno bersyukur memiliki keluarga yang selalu mendukungnya setiap saat. Istri dan kedua putrinya selalu mendampingi kemanapun Ia bertugas.
Harapan dan Filosofi Hidup
Saat ditanya tentang harapannya ke depan, Suyatno mengungkapkan bahwa ia ingin terus belajar dan berkembang. “Hidup ini adalah perjalanan panjang, dan setiap hari adalah kesempatan untuk menjadi versi terbaik dari diri kita. Bagi saya, kerja keras dan ketulusan adalah kunci. Semoga apa yang saya lakukan bisa menjadi teladan, dan semoga setiap orang di sini bisa menemukan arti dari pekerjaan dan kehidupan mereka, seperti saya menemukannya di sini,” ujar Suyatno.
Sosok Suyatno membuktikan bahwa perjalanan hidup tidak selalu harus linier untuk mencapai kesuksesan. Dari kota kecil Trenggalek hingga dunia profesional yang penuh tantangan, Ia terus mengikuti jalan yang harus ditempuh, dengan semangat belajar yang tak pernah padam. Belajar adalah upaya untuk penemuan jati diri agar memiliki kemampuan untuk terus berkembang, yang pada gilirannya dapat bermanfaat untuk karir dimasa mendatang.
Oleh: Yana Fitri M. W