Menjalani Masa Purna Dengan Penuh Makna

Setiap pegawai merupakan aset berharga bagi sebuah organisasi. Kendati masa bakti setiap pegawai memiliki batas waktu, rasa persaudaraan dan kekeluargaan yang terjalin tidak akan pernah pudar seiring berjalannya waktu. Dalam rangka mempererat silaturahmi dan sebagai bentuk apresiasi kepada para purnabakti, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya menggelar Seminar Purnabakti dengan tema “Menjalani Masa Purna dengan Penuh Makna” pada Senin, 22 Juli 2024. Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Imigrasi dan dihadiri oleh 58 purnabakti yang pernah mendedikasikan hidupnya untuk negara.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya, Bapak Ramdhani, membuka seminar dengan penuh kehangatan. Beliau menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada seluruh tamu undangan yang hadir. “Acara ini telah lama kami rencanakan sebagai bentuk penghormatan kepada para purnabakti yang telah mengabdi dengan dedikasi tinggi. Saya selalu percaya, masa purnabakti bukanlah akhir dari kontribusi, melainkan awal dari babak baru yang penuh makna,” ungkap Bapak Ramdhani dalam sambutannya, menggemakan keinginan beliau yang sempat disampaikan dalam edisi kedua buletin WANI sebelumnya.

Selain Bapak Ramdhani, sambutan juga disampaikan oleh Bapak Agus Widjaya, Kepala Kantor periode 03 November 2016 – 03 Agustus 2017, yang turut memberikan pandangan dari perspektif sebagai perwakilan dari para purnabakti. “Purnabakti adalah masa di mana kita dapat merenung, tetapi juga untuk terus berkontribusi bagi keluarga, lingkungan, dan masyarakat. Persaudaraan di antara kita tidak pernah hilang,” ujarnya penuh haru, mengingat kenangan yang indah selama bertugas di Kantor Imigrasi Surabaya.

Selain sebagai ajang temu kangen, kegiatan ini juga diisi dengan penyampaian materi “Psychological Well Being” oleh Prof. Dr. Jatie K. Pudjibudojo, S.U., Psikolog, seorang dosen psikologi Universitas Surabaya. Dalam paparannya, beliau menekankan pentingnya memiliki emosi positif sebagai salah satu kunci kebahagiaan di masa purna. “Untuk dapat merasakan kepuasan hidup, penting bagi kita untuk terus bersikap positif, realistis, dan tetap berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang produktif dan menarik,” ujar beliau dalam sesi seminar yang mendapatkan perhatian penuh dari peserta.

Tak hanya itu, Prof. Jatie juga menambahkan bahwa kebermaknaan hidup pascapurnabakti dapat tercapai dengan kemandirian dalam gaya hidup, berpuas diri terhadap status saat ini, serta menjaga kesehatan fisik dan finansial. “Meskipun hidup terkadang tidak memberikan apa yang kita inginkan, dengan mensyukuri segala pencapaian, kita akan lebih mudah menemukan kebahagiaan dan makna dalam hidup,” lanjutnya dengan penuh bijaksana.

Momen apresiasi yang penuh makna pun terwujud ketika Bapak Ramdhani menyerahkan kenang-kenangan kepada tiga pegawai yang telah memasuki masa purnabakti, yaitu Bapak Suwarno, Bapak Muhammad Asrofah, dan Bapak Suhud. “Semoga apa yang kami berikan ini menjadi pengingat bahwa kontribusi dan dedikasi Bapak sekalian tidak akan pernah terlupakan oleh kami semua di Kantor Imigrasi Surabaya,” kata Bapak Ramdhani sambil memberikan penghargaan tersebut.

Sebagai tim redaksi buletin WANI, kami merasakan betul suasana kekeluargaan yang mengalir selama acara berlangsung. Melalui seminar ini, terasa jelas bahwa masa purnabakti bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, ini adalah waktu untuk memetik makna hidup yang baru, memperkuat hubungan dengan sesama, dan tetap berkontribusi bagi keluarga dan masyarakat.

Seminar ini berhasil menggabungkan aspek silaturahmi, penghargaan, serta pemahaman psikologis dalam menyongsong masa purnabakti yang bermakna. Kami berharap, acara seperti ini dapat menjadi agenda rutin untuk menghormati mereka yang telah memberikan segalanya selama bertugas, sekaligus menjadi inspirasi bagi generasi yang masih berjuang.

 

Oleh: Latifah Az-Zahrah