Membentang Jaring Keamanan: Strategi TIM PORA di Kota Mojokerto
Imigrasi di Indonesia bukanlah urusan sepele. Terutama di kota-kota padat seperti Mojokerto, mengawasi orang yang masuk dan keluar adalah tugas berat. Apalagi dengan demografi yang beragam, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya perlu bekerja sama dengan instansi lain untuk mengintensifkan pengawasan. Itulah sebabnya Tim Pengawasan Orang Asing (TIM PORA) Kota Mojokerto terbentuk, menggandeng berbagai instansi untuk mengatasi tantangan terkait keberadaan orang asing.
Januari lalu, Imigrasi Surabaya menyelenggarakan Rapat Tim Pengawasan Orang Asing (TIM PORA). Diadakan di Hotel Ayola Sunrise Kota Mojokerto, kegiatan ini dihadiri 24 (dua puluh empat) instansi. Masing-masing instansi dihadiri oleh 1 (satu) orang perwakilan terkecuali Sekretariat Pemerintah Kota Mojokerto yang dihadiri oleh 2 (dua) orang perwakilan.
Menyoroti pentingnya koordinasi lintas instansi untuk mengawasi potensi pelanggaran yang dilakukan oleh orang asing, terutama menjelang Pemilihan Umum tahun 2024, menjaga ketertiban dan keamanan serta menyukseskan jalannya Pemilu 2024 menjadi atensi utama bagi seluruh anggota TIM PORA.
Dalam acara tersebut, Junaedi, Kepala Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur, dalam sambutannya mengapresiasi kerja sama antar instansi dalam TIM PORA dan meningkatkan untuk menjaga netralitas dalam konteks politik. “Anggota TIM PORA harus menjaga netralitas, tidak terlibat dalam kegiatan politik dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan kewenangan”, ujarnya.
Muhammad Novrian Jaya, Kabid Inteldakim Imigrasi Surabaya, juga turut berbicara. Ia menyoroti kehadiran pengungsi Rohingya yang menggugah kesadaran akan pentingnya deteksi dini dan partisipasi semua pihak dalam menjaga keamanan negara. “Ada temuan di Blitar bahwa pengungsi Rohingnya punya kartu pengungsi dari UNHCR dan e-KTP. Kita butuh semua pihak untuk mengawasi mereka, bahkan mulai dari tingkat Rukun Tetangga (RT),” tegasnya.
Strategi TIM PORA di Kota Mojokerto tidak hanya merupakan upaya untuk mengawasi keberadaan orang asing, tetapi juga sebagai langkah preventif dalam menjaga ketertiban, keamanan, serta kedaulatan negara, khususnya menjelang perhelatan Pemilihan Umum tahun 2024.
Melalui kerja sama lintas instansi dan kesadaran akan pentingnya netralitas, TIM PORA mampu menjadi garda terdepan dalam menghadapi berbagai tantangan terkait imigrasi dan keamanan nasional. Dengan peran serta semua pihak, diharapkan upaya ini dapat memberikan kontribusi positif dalam menjaga stabilitas serta keselamatan bagi masyarakat Kota Mojokerto dan sekitarnya.
Oleh: Stevani Gitasari Kusuma Putri