Jejak Sejarah Keimigrasian: Warisan di Balik Pintu Surabaya

Oleh: Disna Puspita Anggraeni 

Bali (12/09) – Imigrasi Surabaya dinobatkan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dengan koleksi benda sejarah keimigrasian terbanyak dalam Seminar Perpustakaan Imigrasi 2024 yang digelar di Hotel The Sakala Resort Bali pada 11 – 12 September 2024. Penghargaan ini menjadi bukti nyata komitmen Imigrasi Surabaya dalam melestarikan sejarah dan warisan budaya bangsa.

 

Koleksi artefak keimigrasian yang dimiliki Imigrasi Surabaya berasal dari era 1980-1990. Berbagai perlengkapan seperti cap keimigrasian, alat verifikasi paspor, mesin cetak, hingga alat pengambilan data biometrik paspor ditempatkan dalam lemari penyimpanan di area kantor. Benda-benda tersebut menjadi saksi bisu perkembangan sistem keimigrasian di Indonesia. Melalui benda-benda ini, insan Imigrasi Indonesia di masa sekarang dan masa depan dapat mempelajari bagaimana proses keimigrasian dilakukan pada masa lalu dan mengapresiasi perjalanan panjang yang telah dilalui oleh institusi ini.

 

Imigrasi Indonesia: Dulu dan Sekarang

 

Paspor Indonesia dan proses pemeriksaan Imigrasi di Indonesia telah mengalami transformasi yang signifikan dari masa ke masa. Jika dulu paspor Indonesia memiliki desain yang sederhana dan terbuat dari kertas, kini paspor Indonesia telah dilengkapi dengan berbagai fitur keamanan canggih, seperti chip elektronik yang menyimpan data biometrik pemilik paspor. Proses pembuatan paspor pun semakin mudah dan cepat berkat digitalisasi.

 

Sementara itu, pemeriksaan imigrasi yang dulunya dilakukan secara manual dengan mencocokkan foto dan data di paspor kini telah terintegrasi dengan sistem komputerisasi yang canggih. Penggunaan teknologi biometrik seperti pemindai sidik jari dan wajah telah menjadi standar dalam pemeriksaan keimigrasian di bandara-bandara besar. Perubahan-perubahan ini tidak hanya meningkatkan keamanan dan akurasi dalam proses pemeriksaan, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih nyaman bagi para pelaku perjalanan.

 

Digitalisasi dan Modernisasi Sistem Imigrasi

 

Di tengah upaya pelestarian sejarah, Imigrasi Indonesia juga tidak melupakan pentingnya beradaptasi dengan perkembangan zaman. Saat ini, sistem dan perangkat yang digunakan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi imigrasi telah mengalami transformasi yang signifikan. Digitalisasi telah mengubah wajah pelayanan imigrasi, menjadikannya lebih efisien dan efektif.

 

Seiring dengan perkembangan teknologi, Imigrasi Indonesia terus berupaya untuk mewujudkan pelayanan yang semakin prima kepada masyarakat. Penerapan teknologi terbaru dalam security document dan passenger clearance menjadi bukti nyata dari komitmen ini. Sebagai contoh, desain dan fitur pengaman paspor Indonesia yang senantiasa mengalami pembaruan dari masa ke masa. Seperti yang Sobat Mido sudah ketahui, Direktorat Jenderal Imigrasi telah mengumumkan desain serta pembaruan fitur keamanan paspor Indonesia terbaru pada Agustus lalu, bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79. Buku paspor bernuansa merah itu diharapkan dapat diedarkan pada tahun 2025.

 

Dari aspek penegakan hukum di batas-batas dan pintu gerbang negara, Imigrasi Surabaya misalnya sedang berupaya untuk menjadi semakin baik dengan memanfaatan teknologi dalam pemeriksaan dokumen perjalanan. Implementasi yang paling ditunggu saat ini adalah pemasangan autogate di Tempat Pemeriksaan Imigrasi Bandara Internasional Juanda yang rencananya akan mulai diuji coba pada akhir Desember 2024 dan kemudian di-launching pada tahun 2025 mendatang. Fasilitas ini diharapkan dapat mempercepat proses pemeriksaan penumpang, meningkatkan keamanan dalam pemeriksaan dokumen perjalanan, serta meningkatkan kenyamanan bagi para pelaku perjalanan.

 

Merawat Nilai Luhur Imigrasi

 

Kepala Kantor Imigrasi Surabaya, Ramdhani, menegaskan bahwa pelestarian benda-benda sejarah bukan hanya sekadar menyimpan koleksi, tetapi juga merawat nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

 

“Di balik setiap benda, terdapat semangat kejujuran, ketelitian, dan dedikasi yang tinggi. Kami ingin memastikan bahwa semangat ini terus hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang,” ujar Ramdhani.

 

Keberhasilan Imigrasi Surabaya dalam meraih penghargaan ini membuktikan bahwa pelestarian sejarah dan inovasi teknologi tidaklah bertentangan. Justru, keduanya saling melengkapi dan memperkuat. Dengan memahami akar sejarahnya, Imigrasi Indonesia dapat terus berbenah dan menjawab tantangan masa depan.